Kamis, 09 Oktober 2008

Indonesian’s Health Information Center

I think we need that kind of center in our country. Sekarang ini makin banyak saja kasus-kasus kesehatan yang tidak berkaitan langsung dengan kedokteran. Dimulai dari kasus ditemukannya mikroba berbahaya di susu formula untuk bayi, jamu yang dicampuri bahan kimia, hingga kasus susu bermelamin asal Cina.

Kalau dari sisi farmasi, jelas ini ranah kerja. Karena dari kenyataan di lapangan, dokter mana yang mau ngurus beginian? Bukannya mengeneralisir ya,, tapi kita juga menyadari kalau masalah penyakit-penyakit yang menjadi concern kalian, para dokter. In my study program, this is our focus: Community health.

Yang disayangkan terjadi di Indonesia adalah informasi seringkali asal keluar tanpa pengontrolan,,, dan tanpa bantahan. Focus terjadi hanya pada sensasi yang ditimbulkan, bukan bagaimana mengatasinya. Setelah di-ekspos sama media, baru deh Departemen Kesehatan bergerak.. Lame!!!

Susu formula bayi
Masih ingat siapa yang pertama mengeluarkan statemen bahwa di susu formula bayi XXX terdapat bakteri S. sakazaki? kalo nama bakterinya salah, tolong benerin ya. Well, as I know, yang mengeluarkan pernyataan tersebut adalah IPB, salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia. Reaksi masyarakat jelas,, coz emang cukup heboh waktu itu,, yah, emang ibu-ibu yang heboh si…

Entah bagaimana ceritanya tiba-tiba ada konferensi pers IPB itu. Dosen bukan yang muncul? Secara etika, ahsan ga? Baik ga caranya? Kenapa ga dikonfirm dulu dengan pihak DepKes dan perusahaan yang memproduksi? Sangat disayangkan… statemen yang keluar hanya berkisar: “Ditemukan bakteri XXX dalam susu formula bayi”. Masyarakat yang cukup mengerti masalah produksi dan kesehatan, akan mempertanyakan:
Susu apa?
Bagaimana kondisi kemasan?
Bagaimana kondisi saat pengujian?
Nomor batch berapa?

Bagaimana kita tahu kalau di semua susu formula ada bakteri itu? Atau malah di merek tertentu saja?

Pihak Sekolah Farmasi ITB menyatakan keberatan dengan berita ini karena informasi tidak akurat dan pengujian adalah untuk karya tulis, bukan dalam rangka memang menguji kesehatan suatu produk. Yah.. masyarakat ga peduli. Ibu-ibu ini udah keburu panik. Departemen Kesehatan-pun panik karena berita itu ga sepenuhnya benar. DepKes kemudian sibuk wara wiri keliling ngadain penyuluhan dan nyebarin flyer kalo berita itu ga bener

Susu bermelamin asal China
Kalau yang ini jelas asal beritanya. Badan POM dan DepKes juga udah mensosialisasikan ke masyarakat Indonesia. Dari penemuan yang agak terlambat juga, ternyata Negara lain sudah mem-banned susu China.

Melamin ditambahin supaya kadar protein dalam susu meningkat, bukan melaminnya berubah jadi protein, tapi buat menipu kadar. Melamin itu keluarganya aldehid, sodara dekat dengan formaldehid a.k.a formalin. Formalin ,yang pernah terkenal juga karena bakso dan tahu itu, kalau kena sel manusia, akan menyebabkan sel” tersebut “awet” atau mati. Yah, fungsi formalin kan buat ngawetin mayat. Tapi kalo di sel hidup, hasilnya akan parah, merusak langsung, sel mati. Kata dosen, satu sendok formalin efektif mengundang malaikat maut. Hehehe..

I personally agreed that this kind of milk should be thrown away. Hanya saja kemarin mendengar sebuah berita yang.. agak aneh

Di salah satu stasiun TV membahas tentang apa itu melamin dan kenapa ga boleh ada dalam susu. Melamin adalah bahan anti panas yang biasa menjadi bahan dasar alat rumah tangga seperti piring, mangkok, sendok, dll. Bahannya anti pecah juga. Jadi kalo ada yang minum susu bermelamin, badannya akan anti panas dan anti pecah… hahaha.. konklusinya kok begitu?

Bukan!

Jujur, belum tahu mekanisme sebenarnya bagaimana melamin merusak tubuh, tapi kalo dilarang dikonsumsi, jelas bahaya. Yang aneh di berita itu… Acara tersebut melarang penggunaan piring dkk yang berbahan melamin. Katanya, kalo pada suhu tinggi, akan mengeluarkan zat formalin, yang efeknya seperti di atas. Jadi jangan makan pake alat tersebut dengan kebiasaan makanan yang panas-panas atau anget-anget

….. mmm… coba liat lagi apa itu melamin. Katanya tahan panas,, jadi suhu tinggi yang menyebabkan melamin terurai dan menghasilkan formalin itu suhu berapa? Orang industri! Tolong kasi tau suhu tinggi yang biasa kalian gunakan itu berapa!! Yang jelas, 100 derajat celcius yang dipake kalo bikin air panas itu ga masuk kategori suhu tinggi dalam industri. 100 derajat celcius cuma kepake sama orang-orang industri kalo bikin teh saat meeting atau kopi saat lembur.

Kalau lagi ke supermarket besar yang menjual alat rumah tangga, perhatikanlah ada label di piring dkk bertuliskan Food Grade. Ini adalah kesepakatan Internasional, semua alat yang mencantumkan label ini berarti alat tersebut aman dipakai sebagai wadah, atau alat makan, yang bersentuhan langsung dengan makanan.

Beberapa produk berbahan melamin (lewat produsen tertentu) juga sudah memiliki label ini. Jadi aku rasa, stasiun TV tersebut kurang memiliki dasar dalam menasehati masyarakat jangan memakai produk melamin… Satu-satunya bahan yang aku tahu sampai kapanpun ga bakal dapet Food Grade adalah sterofoam. Sterofoam itu kena air suhu 80-90 derajat aja udah menguraikan plastic-plastiknya. So guys, be careful, ok?

-------------------
Kita memerlukan pusat informasi kesehatan di Indonesia. BPOM memfasilitasi lewat websitenya dan nomer telefon bebas pulsa. Akan tetapi, BPOM mengakui bahwa SDM mereka tidak mencukupi untuk memenuhi aduan, pertanyaan, atau apapun tentang kesehatan. Peran DepKes tidak terasa pada hal informasi kesehatan.
We know we could, karena Allah SWT selalu mengawasi dan membimbing jalan kami


Ya, harapan itu masih ada…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar