Senin, 12 April 2010

Mubaziritas

Wah, subhanallah. See? See? Kalo gw nulis sesuatu yang ga begitu penting, suddenly ada aja ide baru yang pengen segera gw tulis. Dan berakibat pada batalnya rencana gw pergi ke perpus.

Kisah hari ini berawal dari gw yang sangat malas akhirnya tergerak untuk membereskan lemari baju. Kalo yang bagian baju sih fine2 aja. Baju tertumpuk sesuai jenis dan masih rapih. Serius, rapih kok. Jadi lemari baju gw terdiri dari 5 bagian yang terangkum dalam 5 pintu. Tiga pintu dengan ukuran yang sama dan terletak seperti kotak tertumpuk. Pintu paling atas terisi baju semua. Pintu kedua berisi bawahannya, either celana atau rok, dan piyama. Pintu paling bawah terisi dengan baju yang amat sangat jarang gw pake, termasuk diantaranya: jaket, baju resmi, dan rok resmi. Pintu yang paling besar sebelah tiga pintu ini seharusnya diisi baju yang harus digantung or ga boleh dilipet. Namun, apa boleh buat, gw ga tau baju macam apa yang masuk kualifikasi itu, so gw isi dengan kerudung gw. Apakah kerudung gw digantung? Enggak. Tetep ditumpuk di bagian bawah. Hahahaha. Dan pintu terakhir adalah sebuah laci di bawah pintu besar tadi yang isinya: lain2.

Sampailah kita pada bagian yang ingin gw bahas. Yaitu..... Pintu besar berisi tumpukan kerudung. Itu bagian bener-bener berantakan parah. Secara gw pake kerudung kan kalo keluar rumah saja. Keluar rumah biasanya dalam kondisi mengejar waktu (baca: hampir terlambat). So asal ambil aja dari tumpukan itu kerudung mana yang pas untuk baju. Dengan bahan kerudung yang rata-rata licin, kekasaran dalam mengambil mengakibatkan pergeseran tumpukan kerudung secara signifikan. Bila hal itu terjadi terus menerus, maka suatu hari Anda akan menemukan gumpalan kerudung bukan lagi tumpukan teratur.

Jadi, itulah latar belakang gw beresin bagian kerudung. Ngelipet lagi, nyusun lagi, biar gw juga gampang ngambilnya. Terus gw menyadari bahwa beberapa kerudung yang gw sinyalir hilang ditemukan di bagian belakang gumpalan kerudung. Heumh, hampir saja gw menuduh orang-orang. Hahaha. Atau gw udah nuduh? Hehehe..

Selesai beresin, gw baru merhatiin bahwa kerudung gw banyak betul. Untuk kain yang dilipet jadinya tipis itu, semua kerudung gw hampir menempati space hampir sama dengan baju di pintu 1 lemari gw. Gw perhatiin lagi, warnanya beda-beda kok. Ya, kecuali putih emang punya beberapa. Mmm... mikir lagi... berlebihan ga sih punya kerudung segini banyak?

Gw sendiri ga merasa itu berlebihan. Secara warnanya beda-beda. Secara emang nyocokin sama baju yang gw punya... Mari kita lihat

Q.S Al-A’raaf: 31. Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid[534], makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
[534]. Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling Ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.

[535]. Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.


Baiklah, semoga gw bukan nyari pembenaran di sini. Kayaknya kalo masih terpakai dengan maksimal si semua pakaian2 gw, maka gw belum masuk kategori berlebihan. Tapi kalo ada baju or kerudung yang ga pernah gw pake, beli doang karena laper mata, jauh lebih bermanfaat kalo ada orang lain yang make *menghindar nge-judge berlebihan,hehe*

Teringat sebuah tips dari seorang teman *yang merasa harap angkat tangan*, jadi frekuensi belanja beliau agak lebih tinggi dari teman-teman kebanyakan. Hahaha.. bagus.. bagus.. beliau beli pake uang sendiri kok. Pernah ada yang nanya ”Emang lemari baju lo muat ya perasaan beli baju mulu”. Dan diapun menjawab, tiap kali beli baju, dia mengeluarkan baju lamanya dari lemari. Baju lamanya itu kemudian dikasih ke anak bibi. Mm... mengingat beberapa bulan sekali dia belanja, baju lama yang dia kasihpun masih tergolong baju baru. Jadi beruntunglah anak bibi. Kekeke.. Temen gw punya baju baru yang dibeli pake uang sendiri, orang lain juga ngerasain punya baju “baru”

Hmm.. mungkin bisa diliat lagi isi lemarinya. Apakah ada baju yang udah ga pernah dipake lagi? (Indikasi: terletak di bagian bawah lemari). Apakah kalo kita simpen terus akan menguntungkan buat kita? Apakah kalo kita simpen terus termasuk dalam hal zalim terhadap saudara?

Rabu, 07 April 2010

Tohosinki - Why did i falling for you?

Yupz, once again, gw membuat postingan yang rada kurang bermeaning. But trust me, postingan ga penting kayak gini biasanya membuat gw cepet bikin tulisan baru buat niban tulisan sebelumnya. Hohoho.. Emang dasar udank pemalas. Nah, temans, yang mau gw bagi sekarang adalah sebuah lirik lagu. Cari aja di internet lagunya cem apa. Judul lagunya ya judul postingan ini..

Kenapa lagu ini gw post? Well, sebenarnya cuma artinya sih, coz lagunya in japanese.. I love this song, seriously. Pertama sih karena suara para penyanyinya bagus.. yah, gw waktu denger itu belum tau artinya, tapi cukup berasa kalo artinya dalem. Videonya juga nyakitin banget ngeliaatnya. Huhuhu... Aku sedih, tapi harus tetap semangat! *apa sih?* Ok, sekali lagi, ga ada maksud apa2, hanya lirik lagu ini bagus..

Why did I end up falling for you?
No matter how much time has passed
I still thought you were right here
But you've already chosen a different path

Why couldn't I call out to you at all?
Every day and night growing emotions
And words overflow
But I realized that
They'd never reach you again

Since that day I first met you
I felt like I already knew you
You and I melded into each other so smoothly

It was natural for me to be where you were
The two of us grew up together
But you've already chosen a different path

Why did I end up falling for you?
No matter how much time has passed
I still thought you were right here
Now we can't turn back

The special meaning held by this day
Today you stood with a happy expression
You looked beautiful while praying to God

But I wasn't the one next to you
And the image of you receiving blessings
Of that how could I let go?

Why did I end up falling for you?
How we were before
We can't return to it anymore (I've thought it through, thought it through)

Why didn't I hold on to your hand?
No matter how much time has passed
You should've always been by my side (never changing)

But still, even if I'm nowhere near you anymore
I'm praying that you
May be happy for eternity
No matter how much that would make me lonely (no matter how lonely)


sedih kan? sedih kan? *maksa*