Jumat, 05 Maret 2010

Gw Pengen Diet!!!

Tadinya udah pengen nulis ini sejak semester lalu saat masih magang di sebuah rumah sakit di daerah Sukarno Hatta, Bandung. Karena gw takut kena kasus Prita, jadi kita sebut saja rumah sakit ini dengan nama RSAI. Haha, ini mah nulis beneran. Nah, RSAI ini sedang masuk dalam masa pengkukuhan menjadi rumah sakit yang berkonsentrasi di pelayanan ibu anak. Jadi dari gerbang masuknya gitu udah ada papan berisi visi misi rumah sakit terkait dengan pelayanan yang akan diberikan pada ibu hamil. Salah satu yang bikin gw geli sekaligus salut adalah tulisan bertuliskan akan mendukung ibu dalam program ASI eksklusif. Gelinya di bagian mana? Ga usah gw tulis lah, dituntut pencemaran nama baik lagi.

FYI, gw ini mahasiswa farmasi, so gw magang di apotek rawat jalan. Karena ini rumah sakit masih baru banget pengen ganti status untuk jadi RS berbasis ibu dan anak, jadi di suatu hari bakal ada tim standarisasi something dari depkes yang akan mengakreditasi. Nah, di suatu hari itu, ada tumpukan flyer informasi kesehatan ibu dan anak numpuk di bagian ASKES apotek. Kalo pagi kan masih sepi noh, gw baca-baca dah ituh flyer.

Salah satu yang gw baca adalah kesehatan ibu hamil. Ya.. standar informasi kesahatan ibu hamil lah ya.. tentang makanan bergizi lah, senam hamil lah, dan lain-lain... hingga sampailah pada point yang gw paling berharap ga pernah baca itu bagian. Apakah itu?
Salah satu momok untuk para wanita...

Perempuan yang hamil berat badannya bisa naik antara 10-20 kg!!!

Saat membaca itu, matakupun terbelalak!
Takjub!
Tidak percaya! *lebay*
Oh, my God! Dengan berat badan gw yang XX kg itu kalo hamil bisa nyampe maksimal XX + 20 kg?!!!
Oh, no! It’s so oh no! Mau segede apa gw pas hamil? *bagus ya komennya, berasa udah nikah gitu*

Dengan tidak menunda waktu lagi, gw ambil handphone dan menghubungi sang tante yang paling ga suka kalo gw kurus. Berbicaralah saya dengannya:
“Tewi, sika mau diet”, kata sang ponakan
“Diet? Ngapain kamu diet?”, tanya sang tante penuh dengan nada kesewotan
“Iya, soalnya sika baru baca flyer ibu hamil. Katanya kalo hamil, bisa naek ampe 20 kg. Sika mau sebulet apa nanti kalo hamil, tewi?!!!”, kata ponakan yang ga mau kalah sewot
“Yeee... Kamu belum pernah hamil aja sok tau. Nanti kalo udah melahirkan, kamu juga bakal kurus sendiri”, kata tante sang ibu 2 anak
“Lah emang bisa?”, kata ponakan yang (sekarang) punya pacar juga enggak
“Eh, ngurus anak tuh repot tauk. Tante sama om itu sampe kurang tidur. Kalo tengah malem anaknya suka bangun. Tante gantiin popoknya, nyusuin, ngelonin lagi. Bakal kurang tidur kamu nanti. Sebulan juga tante udah balik ke berat sebelum hamil”

Ooh.. gitu toh. So seketika itu pula keinginan gw untuk diet menurunkan berat badan langsung musnah. Hehehe...

Tapi kemudian, gw merenungi lagi. Terutama kata-kata tante gw, “Sebulan juga tante udah balik ke berat sebelum hamil”. Logikanya, tante gw minimal banget turun 10 kg dalam waktu satu bulan. Kemudian dibandingkan dengan analisis kesehatan, kalo diet dengan mengatur makan bener dan olahraga teratur, maksimal turun 5 kg. Itu juga dengan jerih payah olahraga yang luar biasa. Ada yang pernah merasakan sebulan turun 5 kg? Percayalah, sangat sedikit sekali mahluk yang mempunyai keistiqomahan olahraga berat teratur.

Kemudian lihat sang ibu.
Istirahatnya kurang karena menjaga sang anak.
Tenaganya terkuras untuk menyusui, menggendong sang anak, menjaganya dari bahaya sekitar..
Belum lagi nyuciin baju si anak, masih tetap mengurus kegiatan rumah sehari-hari..

Kembali teringat dengan kalimatullah di Quran Surat Al-Ahqaaf ayat 15. Mangga dibaca arti keseluruhannya, sebagian potongannya yaitu:
“Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan...”

Temans, keren ya ibu-ibu kita. Kerja kerasnya dahsyat. Buat kita-kita yang belum pernah ngerasain, mungkin bisa sedikit disamakan dengan latihan fisik yang bisa menurunkan berat 10 kg dalam sebulan. Sehari-harinya pasti capek. But somehow, beliau berhasil mengatasinya. Beliau bertahan setiap harinya, hingga kita dewasa dan bisa ngurus diri sendiri.

Pernah aerobik? Ikutan fitnes? Pernah lari 6 keliling di Sabuga?
Inget ga gimana capeknya?
Inget ga berapa banyak keringet yang keluar?
Inget kita mengeluh ke Pak Samsoe buat udahan larinya?

Apa pernah Ibu kita mengeluh untuk udahan jagain kita sewaktu kita kecil dulu?

~~~~~~~~~~
Btw, gw pengalaman buruk banget kalo inget lari 6 keliling itu. Masya Allah.. Phew, Ini notes udah pengen ditulis dari hari Ibu, tapi emang dasar males, baru ketulis sekarang. Maaf ya, aku tidak pandai berkata, insya Allah ini sekedar pengantar untuk masing-masing dari kita untuk bermelankolis ria tentang Ibu.
Notes ini didedikasikan untuk Ibu Yuni Suherni, ibu dari Itasika Praditha Hernia Febrianti, Novita Indriani Puteri, dan Ricky Bagus Prasetyo. Maybe i’m not yet in the level that you hope, but i’m trying, Ma...

Selasa, 02 Maret 2010

KARAKTERITA

Karakter saya adalah ciri khas saya. Sekarang saya adalah seorang mahasiswi yang ceria, lucu, serius namun juga santai. Berdasarkan tes kepribadian, saya termasuk melankolis dominan yang diikuti dengan koleris dan sanguinis yang seimbang. Saya bukan orang yang suka memberi perintah. Saya suka merasa tidak enak hati. Kalau ada seseorang yang lebih mendominasi dalam pembicaraan, saya lebih cenderung mengalah dan mendengarkan saja. Mengikuti kepribadian melankolis, saya adalah orang yang mudah tersentuh, saya tertutup, mudah tersinggung. Di saat saya mudah tersinggung itu, biasanya si sanguin keluar. Sanguin saya akan berusaha menanggapi hal-hal yang membuat saya tersinggung itu dengan cara yang menyenangkan. Saya tidak mengerti bagaimana caranya, pokoknya si saya yang sanguin bisa mengeluarkan tanggapan yang cukup lucu tentang berbagai hal.

Saya merasa bahwa karakter saya dibentuk oleh lingkungan kegiatan saya. Saya besar di bagian kampung dari kota Jakarta. Saya besar di terminal. Dari kecil saya tidak tahu bahwa terminal adalah tempat yang dianggap menyeramkan oleh sebagian orang. Saya mengganggap bahwa orang terminal adalah orang yang menyenangkan dan bahwa semua orang yang akan saya kenal nantinya adalah orang yang menyenangkan. Jadi semua orang yang akan saya kenal adalah orang terminal. Sebagian dari tetangga saya berprofesi sebagai preman terminal, karena memang hanya 10 menit jalan ke daerah kerjanya. Mungkin karena itu saya jadi familiar dengan gaya mereka. Yang kemudian tanpa saya sadari, sekarang gaya bahasa saya mirip dengan mereka, gaya bahasa betawi.

Saya juga termasuk orang yang moody. Saya bisa bertahan lama dalam mengerjakan suatu hal tapi kalau sudah masuk titik jenuh, saya bisa seketika melepaskan yang saya kerjakan. Saat jenuh itu biasanya saya mencoba hal lain yang belum pernah saya coba. Ini akibat pergaulan saya saat SMA. Di SMA, suasana yang ada itu suasana kompetisi. Rasanya banyak sekali hal yang belum pernah saya coba kalau mendengar pengalaman teman-teman saya. Saya jadi cenderung suka mencoba hal baru dan menanggapi tantangan. Salah satu contohnya adalah memilih prodi FKK, saya menganggap ini juga tantangan. Saya akui bahwa hal baru terdengar dan terasa tidak nyaman, tapi saya tergelitik untuk mencobanya.

Kadang saya suka berpikir bahwa saya adalah seorang schizophrenia. Saya hidup di dunia saya sendiri dan kalian semua yang ada di sini adalah khayalan saya. Saya juga suka berpikir saya diseleksia. Lidah saya suka terbelit saat berbicara padahal saya tidak nervous. Kadang kalau sedang tes kepribadian, saya juga suka menutupi pilihan saya yang sebenarnya. Saya tidak tahu apakah berhasil mengelabui hasil tes atau tidak. Pokoknya saya tidak suka orang lain membaca bagaimana saya yang sebenarnya.

Sepenggal karangan untuk tugas Psikologi Komunikasi Sepertinya bakal diedit lagi. Bagian bawah agak kurang enak ya, mosok gw ngaku schizo?!!!