Sabtu, 16 April 2011

I Won't Forget This Dinner

Kemaren, Gw dan Dwigun pergi balik ke kampung rambutan dan kampung tengah. As per usual, suami saya ini cukup paham istrinya gampang laper. Mampirlah kami ke sebuah warung tenda di pinggir jalan. Lately Dwigun lagi seneng sama bebek. So kami pesen bebek goreng 1, dengan tempe dan tahu yang agak banyakan *ngirit ceritanya*. Terus gw minta kerang rebus. Dan suami saya ini memesankan kerang saus padang,,

Beberapa menit kemudidan, setelah perut gw bunyi beberapa kali, tibalah pesanan kami. Karena gw makannya cepet dan Dwigun seneng makan, jadilah kalau kami makan bersama terlihat seperti sedang lomba makan. Ckckck,, kami lucu bukan?

Hingga tibalah saatnya membayar...

Dwigun: "Mas, minta bill nya"
Gw: "Berasa di restoran mahal aja minta bill"
Lama berselang.. Si abang kagak dateng2 bawain bill. Akhirnya suami saya berinisiatif mengambil bill sendiri ke meja kasir. Kembalilah dia dengan selembar kertas, dengan bagian bawah bertuliskan Rp 51.000,-

HIKS


Berlanjutlah dengan Dwigun mengambil dompetnya. Dibuka... dibuka... dan berkatalah ia kepadaku "Yang, aku lupa ambil uang"
. . .
"Haaaa..... Aneh banget sih kamu. Ngajakin makan di sini kirain ada duitnya"

Akhirnya kami berusaha mengeluarkan sisa-sisa uang kami. Gw ada 20 ribu di kantong, 13 ribu di dompet. Sisanya kami bayar dengan apa, saudara-saudara? Dengan receh 500 rupiah. Hahahaha. Puas banget dah rasanya ngebayar ke abangnya. Coba diitung 8000 itu ada berapa keping 500an? Yah segitulah yang dibayarkan

Heu... Perjalanan berlanjut ke kampung rambutan. Istirahat, nonton, ngeluarin itu bill yang tadi.
Dwigun: "Kita liat bill makan tadi. Hahaha"
Gw: "Mana? Mana?"
Baca... Baca...


Gw: "Ini bukan bill kita"