Rabu, 25 Februari 2009

Ketika Semua Rasa Berkecamuk

Rasa capek...
Keringat...
Air mata...
Materi...
Ah, sebutlah semuanya, kawan!
Sebutkan semua pengorbananmu untuk kawan-kawanmu yang ingin kau ajak ke jalan kebaikan

Tapi mengapa?
Mengapa sedih yang kau terima?
Mengapa rasa kecewa yang tertancap di hati?
Mengapa sesak rasanya?

Sungguh aku tidak tahu ketika kau mengikrarkan dirimu untuk berjalan bersama, kami malah menghilangkan bukti ikrarmu
Sungguh aku tidak tahu ketika kau memancarkan wajah sendu, sesungguhnya kau merasa dirimu hanya dimanfaatkan bak sapi perahan
Sungguh aku tidak tahu ketika kau tenang di hadapanku, kau malah menangis di belakangku
Sungguh aku tidak tahu ketika kau bersemangat merancang semua rencana itu, kami malah mengecewakan dirimu

Aku bingung, kawan

Bingung...

Mengapa aku tidak bisa mangantisipasi semua rasa kalian?

Aku sedih

Mengapa aku tidak tahu itu dari awal?
Mengapa aku tahu ketika semua berakhir?
Ketika semua kejadian telah menjadi sejarah
Ketika semua rasa berkecamuk
dan rasa sakit terukir sudah di hatimu...

membekas...



teruntuk saudari-saudariku: Desi, Fifi, Fatima yang telah membantuku di A-Week, maafkan aku yang lemah ini tidak cukup kuat mengukir senyum di wajah kalian. Spesial buat Vina dan Ocha, thank you so much for helping me

1 komentar:

  1. Sama2 Ta....
    Masih ada coklat murah ntu yang mao nemenin kita kalo lagi down kok....hehe....
    Eh, kita jualan lagi nih jadinya?
    Kapan aku ngejarah tu barang buat dijual ya?
    Komporku pun....aku mengangeninya..:p

    BalasHapus