Selasa, 02 Maret 2010

KARAKTERITA

Karakter saya adalah ciri khas saya. Sekarang saya adalah seorang mahasiswi yang ceria, lucu, serius namun juga santai. Berdasarkan tes kepribadian, saya termasuk melankolis dominan yang diikuti dengan koleris dan sanguinis yang seimbang. Saya bukan orang yang suka memberi perintah. Saya suka merasa tidak enak hati. Kalau ada seseorang yang lebih mendominasi dalam pembicaraan, saya lebih cenderung mengalah dan mendengarkan saja. Mengikuti kepribadian melankolis, saya adalah orang yang mudah tersentuh, saya tertutup, mudah tersinggung. Di saat saya mudah tersinggung itu, biasanya si sanguin keluar. Sanguin saya akan berusaha menanggapi hal-hal yang membuat saya tersinggung itu dengan cara yang menyenangkan. Saya tidak mengerti bagaimana caranya, pokoknya si saya yang sanguin bisa mengeluarkan tanggapan yang cukup lucu tentang berbagai hal.

Saya merasa bahwa karakter saya dibentuk oleh lingkungan kegiatan saya. Saya besar di bagian kampung dari kota Jakarta. Saya besar di terminal. Dari kecil saya tidak tahu bahwa terminal adalah tempat yang dianggap menyeramkan oleh sebagian orang. Saya mengganggap bahwa orang terminal adalah orang yang menyenangkan dan bahwa semua orang yang akan saya kenal nantinya adalah orang yang menyenangkan. Jadi semua orang yang akan saya kenal adalah orang terminal. Sebagian dari tetangga saya berprofesi sebagai preman terminal, karena memang hanya 10 menit jalan ke daerah kerjanya. Mungkin karena itu saya jadi familiar dengan gaya mereka. Yang kemudian tanpa saya sadari, sekarang gaya bahasa saya mirip dengan mereka, gaya bahasa betawi.

Saya juga termasuk orang yang moody. Saya bisa bertahan lama dalam mengerjakan suatu hal tapi kalau sudah masuk titik jenuh, saya bisa seketika melepaskan yang saya kerjakan. Saat jenuh itu biasanya saya mencoba hal lain yang belum pernah saya coba. Ini akibat pergaulan saya saat SMA. Di SMA, suasana yang ada itu suasana kompetisi. Rasanya banyak sekali hal yang belum pernah saya coba kalau mendengar pengalaman teman-teman saya. Saya jadi cenderung suka mencoba hal baru dan menanggapi tantangan. Salah satu contohnya adalah memilih prodi FKK, saya menganggap ini juga tantangan. Saya akui bahwa hal baru terdengar dan terasa tidak nyaman, tapi saya tergelitik untuk mencobanya.

Kadang saya suka berpikir bahwa saya adalah seorang schizophrenia. Saya hidup di dunia saya sendiri dan kalian semua yang ada di sini adalah khayalan saya. Saya juga suka berpikir saya diseleksia. Lidah saya suka terbelit saat berbicara padahal saya tidak nervous. Kadang kalau sedang tes kepribadian, saya juga suka menutupi pilihan saya yang sebenarnya. Saya tidak tahu apakah berhasil mengelabui hasil tes atau tidak. Pokoknya saya tidak suka orang lain membaca bagaimana saya yang sebenarnya.

Sepenggal karangan untuk tugas Psikologi Komunikasi Sepertinya bakal diedit lagi. Bagian bawah agak kurang enak ya, mosok gw ngaku schizo?!!!

3 komentar:

  1. alur narasinya bagus,ta.
    mengelabuhi psikotest? hoho..
    boleh lah, human right itu ^^;
    tapi bisa kedeteksi nggak ya??

    BalasHapus
  2. Ta, disleksia bukannya gak bisa nyusun huruf buat dibaca ya? Ngomongnya mah lancar2 aja bukannya?
    Iya Ta, emg preman banget...hahahaa:D

    BalasHapus
  3. ih, pina, diseleksia juga kalo ngomong terbata-bata gitu..

    BalasHapus