Senin, 13 April 2009

Dan Aku Tidak Mau Menjadi Ibu yang Tidak Adil Terhadap Anak-anaknya

Menjadi seorang penjaga adik-adik 2008 di kepanitiaan Gamais, cukup membuat Sika merasa tua sangat ya. Udah beda 2 tahun... Tantangannya beda... Dunianya beda (syiapa yang di ghaib-nya? Hahaha)

Baru sekitar sebulan setengah yah kepanitiaan itu berjalan efektif. Berbagai tantangan juga bermunculan, dari teknis hingga psikologis. Sika sebagai seorang koordinator akhwat syiar dan pelayanan kampus Gamais ITB cukup merasa sebagai ibu dari adik-adik ini. Dan sebagai ibu Sika harus memperhatikan mereka sebaik-baiknya. Menyelesaikan tantangan-tantangan itu salah satu tugas Sika sekarang...

kalau urusan teknis, Sika rasa adik-adik sudah cukup cerdas untuk menyelesaikan sendiri. Nah, beda halnya dengan urusan psikologis. Somehow, pasti butuh penengah dalam urusan ini. Seorang ibu yang ngasi tau dan mencontohkan bagaimana dealing dengan perasaan (terutama). Tantangan psikologis kurang lebih yang terlihat itu kurang motivasi, merasa direndahkan, ga dihargai, syubidu syalala.

Kemudian Sika sebagai seorang wanita hanya membela kaumnya saja. Padahal sebagai seorang ibu, harusnya Sika bisa melihat dari kedua sisi pandang. Jadi ibu harus bisa melihat dari mata anak perempuan dan mata anak laki-laki. Problemo muncul di sini. Sika ga tau bagaimana melihat dari mata anak laki-laki (meskipun cukup belajar dari adik kandung cowok). Kemudian rasa tidak adil akan muncul dari anak-anakku.

Heumh... lucu juga... lucu.. lucu..

akan banyak manfaat kalau Sika belajar cara mendidik anak sekarang yah. Hehehe... Semangat, Sika!!!

.SiMama,Mami,Bundo,danTetehLebay.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar